Salam Maulidur Rasul
Rindu dan Cinta Rasululluah Kepada Umatnya,
Umatnya Yang Berada Pada Akhir Zaman
Kami Cinta Rasul Nabi Muhammad SAW
Assalamualaikum..
All praises to Allah,
Praise be to Allah, who created the heavens and the earth, the
Lord of the worlds....
Dengan segala kerendahan diri, puji serta syukur kita hanya teruntuk Tuhan yang satu, Tuhan Yang Agung, Tiada Tuhan Selain-Nya, Allah swt. serta shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita, suri tauladan kita, ya Habiballah Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Hari ini, 12 Rabilul Awwal 1434, Khamis, bersamaan 24 Januari 2013 Masihi.
Salam Maulidur Rasul buat semua Umat Islam di seluruh alam.
Mari kita semarakkan cinta terhadap nabi Muhammad SAW,
junjungan besar khotamul anbiya'
Marilah Kita Perbanyakkan selawat ke atas Nabi Muhammad SAW, klik di sini
Wahai Rasulullah saw. betapa indahnya dirimu, engkau suri
tauladan yang baik.
Wahai Rasulullah engkau adalah sebaik-baik ciptaan yang
diciptakan oleh Allah SWT.
Wahai Rasulullah SAW, betapa dinantikannya dirimu,
hingga para Nabi sebelummu pun ingin menjadi umatmu.
Wahai Rasulullah saw betapa dicintainya engkau, hinga saat
engkau wafat tiada yang percaya bahkan sahabat `Umar berkata: “Tak seorangpun
yang kudengar menyebut Rasulullah SAW. wafat, melainkan ia akan kupancung
dengan pedangku ini!”
Wahai Rasulullah saw. sungguh diri ini, ruh ini dan seluruh
umatmu umat muslim mencintai dan merindukanmu, maka berilah syafa’at kepada
kami dihari akhirat nanti agar kami dapat berkumpul dengan engkau di sYurga
Allah SWT
Sungguh tiada kesenangan yang melebihi kesenangan
disaat terlantunkan kalimat-kalimat Al-Qur’an.
Sungguh tiada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan disaat
teringat akan kabar gembira yang dijanjikan Allah SWT dalam setiap ayat
Qur’an.
Sungguh tiada kesedihan melebihi kesedihan disaat terbaca
kalimallah yang mengabarkan tentang kepedihan yang akan Allah SWT berikan
kepada orang-orang yang lalai.
Sungguh tiada ketakutan yang melebihi ketakutan akan azab Allah
SWT yang pedih.
Dan sungguh tiada ketenangan dan kedamaian yang tercipta
layaknya saat terlantunkan lisan dan hati ini mengucap LA ILAHA ILALLAH
MUHAMMADURRASULULLAH.
Marilah kita berselawat dan salam buat junjungan mulia
Rasulullah s.a.w...
Sungguh betapa indah
dan betapa beruntungnya umat Nabi saw. yang hidup di masa beliau hidup, umat
yang ikut setiap jejak langkah beliau berjuang fi sabilillah di bawah panji la
ilaha ilallah. Namun sebenarnya kita lebih baik karena kita umat Nabi SAW.
Pernahkah kita
terfikir, bahawa Nabi Muhammad SAW, sangat merindui umatnya yang hidup pada
akhir zaman?
Saudaraku, kita yang
hidup di masa beliau telah tiada berabad-abad lalu. Seribu tahun lebih, Nabi
Muhammad SAW pergi meninggalkan kita. Tetapi kita selalu mencintai dan
merindukan Rasulullah SAW.
Seharusnyalah bila
kita mengaku mencintai dan merindukan Nabi Muhammad SAW, maka ikutilah sunnah-
sunnah Nabi Muhammad SAW, tetapi tetap dahulukanlah yang wajib. Sesungguhnya
Nabi SAW tidak akan puas, tidak akan bahagia, tidak akan senang jikalau seorang
dari umat beliau masih berada dalam neraka.
Saudaraku, mari kita ikuti sirah Rasulluah SAW, Yang sangat rindukan
umat nya yang hidup pada akhir zaman...
Suasana di majlis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir
diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi
Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi
melafazkan pengakuan demikian.
Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai.
Wajahnya yang tenang berubah warna.
"Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah?
Bukankah kami ini saudara-saudaramu? " Saidina Abu Bakar bertanya
melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.
"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah
sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara
Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang
sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya
perlahan-lahan sambil tersenyum.
Kemudian baginda bersuara, "Saudaraku ialah mereka yang
belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan
mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta
mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka."
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang
keimanan ‘ikhwan’ baginda: "Siapakah yang paling ajaib imannya?"
tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.
"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah
sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah.
Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi,
" Para nabi."
"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu
diturunkan kepada mereka."
"Mungkin kami," celah seorang sahabat.
"Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada
ditengah-tengah kau," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih
mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku
yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya.
"
"Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman
denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi
tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika
membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.
Begitulah nilaian Allah SWT. Bukan jarak dan masa yang menjadi
ukuran.
Bukan bertemu wajah itu syarat untuk membuahkan cinta yang
suci.
Pengorbanan dan kesungguhan
untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu,
diukur pada hati dan buktikan dengan kesungguhan beramal dengan
Sunnahnya.
Mari kita perbanyakkan selawat ke atas Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah dalam mengenangmu, aku susuri lembaran sirah mu
ReplyDelete